BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
RA Miftahul Jannah Kuntili adalah TK Islam yang terletak di Jalan Pramuka Desa Kuntili Kecamatan Sumpiuh. Jumlah peserta didiknya yaitu 26 anak dengan 2 orang tenaga pendidik. Perkembangan kemampuan para peserta didik sangat beragam sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Dari keberagaman tersebut tugas pendidik adalah memfasilitasi kemampuan, bakat dan minat para peserta didiknya agar mereka dapat berkembang dengan optimal.
RA Miftahul Jannah Kuntili adalah TK Islam yang terletak di Jalan Pramuka Desa Kuntili Kecamatan Sumpiuh. Jumlah peserta didiknya yaitu 26 anak dengan 2 orang tenaga pendidik. Perkembangan kemampuan para peserta didik sangat beragam sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Dari keberagaman tersebut tugas pendidik adalah memfasilitasi kemampuan, bakat dan minat para peserta didiknya agar mereka dapat berkembang dengan optimal.
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak
Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut.
Tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak
adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan,
keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya
(Depdikbud, 1998 : 2). Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang guru harus mampu
memahami karakter dan tahap perkembangan anak serta kurikulum yang telah
ditentukan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Menurut Undang-undang Sisdiknas Nomor
20 tahun 2003 tentang Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwapendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya pembinaan yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas,
2003). Dalam Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini terdapat lima lingkup
perkembangan yaitu a) nilai-nilai moral dan agama, b) fisik, c) kognitif, d)
bahasa, e) sosial emosional. Semua lingkup perkembangan dapat berkembang dengan
baik apabila selalu dilatih dan dibina sejak dini.
Menurut Bredekamp dan Coople (1997),
salah satu prinsip perkembangan anak usia dini yaitu perkembangan aspek fisik,
sosial, emosional, bahasa dan kognitif anak saling berkaitan dan saling
mempengaruhi serta terjadi dalam suatu urutan yang relatif dapat diramalkan.
Implikasi dari prinsip ini bahwa seorang pendidik perlu menyiapkan lingkungan
dan pengalaman belajar yang tepat dan sesuai dengan urutan dan pola
perkembangan pada anak.
Diantara kelima lingkup perkembangan
anak, kognitif dan bahasa mempunyai peranan penting. Pentingnya perkembangan
kognitif antara lain dalam kegiatan berhitung permulaan : a) agar mampu
mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang ia lihat, dengar dan
rasakan sehingga anak akan memiliki pemahaman yang komprehensif dan utuh, b)
agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang
pernah dialaminya, c) agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya, d)
agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran, e) agar anak memahami berbagai
simbol-simbol, f) agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dialaminya
(Yuliani Nurani Sujiono, 2008). Sedangkan fungsi meningkaRAan perkembangan
bahasa menurut Bromley antara lain sebagai berikut : a) Bahasa menjelaskan
keinginan dan kebutuhan individu. Anak usia dini belajar kata-kata yang dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan utama mereka. Anak yang lapar dan mengatakan
‘mam-mam’ mendapaRAan makanan lebih cepat daripada anak yang menginginkan makanan
dengan cara menangis. Dengan memperoleh makanan setelah mengatakan ‘mam-mam’
maka makanan menjadi penguat bagi anak untuk mengulang kata tersebut jika menginginkan
makanan lagi, b) Bahasa dapat mengubah dan mengontrol perilaku. Anak-anak
belajar bahwa mereka dapat mempengaruhi lingkungan dan mengarahkan perilaku
orang dewasa dengan menggunakan bahasa. Anak usia dini yang mengatakan ‘ci luk
ba’ memahami makna kata-kata tersebut bahwa ia harus menyembunyikan wajahnya
dan orang dewasa dapat melihat wajah anak kembali setelah menunggu beberapa
saat. Orang dewasa dan anak yang melakukan permainan tersebut akan mengerti
perilaku apa yang harus dikerjakan oleh masing-masing pihak, c) Bahasa membantu
perkembangan kognitif. Secara simbolik bahasa menjelaskan hal yang nyata dan
tidak nyata. Bahasa memudahkan kita untuk mengingat kembali suatu informasi dan
menghubungkannya dengan informasi yang baru diperoleh. Bahasa juga berperan
dalam membuat suatu kesimpulan tentang masa lalu, saat ini dan masa yang akan
datang. Bahasa merupakan sistem dimana kita menambah pengetahuan yang kita
akumulasikan melalui pengalaman dan belajar. Bahasa memudahkan kita untuk
menyimpan dan menyeleksi informasi yang kita gunakan untuk menganalisis dan
memecahkan masalah. Bahasa membantu kita untuk mengetahui informasi secara
lebih mendalam. Ketika kita menulis atau membicarakan sebuah topik, kita
menjelaskan ide-ide sekaligus menghasilkan pengetahuan baru, d) Bahasa membantu
mempererat interaksi dengan orang lain. Bahasa berperan dalam memelihara
hubungan dengan orang sekitar. Kita dapat menjelaskan pikiran, perasaan, dan
perilaku melalui bahasa. Kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dalam
kelompok dan berpartisipasi dalam masyarakat. Bahasa berperan untuk kesuksesan
sosialisasi individu, e) Bahasa mengekspresikan keunikan individu. Kita
mengemukakan pendapat dan perasaan pribadi dengan cara yang berbeda dari orang
lain. Hal ini dengan jelas dapat terlihat dari cara anak usia dini yang
seringkali mengkomunikasikan pengetahuan, pemahaman, dan pendapatnya dengan cara
mereka yang khas yang merupakan refleksi perkembangan kepribadian mereka.
Berdasarkan uraian di atas, maka
siswa sangat perlu distimulus agar perkembangan kemampuan berhitung permulaan
dan bahasanya dapat dicapai secara optimal. Upaya pengoptimalan kemamampuan
berhitung permulaan dan bahasa anak usia dini dapat dilakukan dengan mengadakan
penelitian yang terpusat dengan metode menggunakan media boneka. Metode ini
sangat relevan dengan pembelajaran di Taman Kanak-kanak karena memadukan
beberapa lingkup perkembangan dalam satu kegiatan. Media Boneka dapat melatih
perkembangan berhitung permulaan dan juga bahasa peserta didik melalui
Bercerita.
B. Rumusan Masalah
1. Perumusan
Masalah
a. Mengapa
kemampuan berhitung permulaan dan bahasa perlu ditingkatkan?
b. Bagaimana
cara meningkatkan kemampuan berhitung permulaan dan bahasa dengan media boneka
di Raudhatul Athfal Miftahul Jannah Kuntili Kecamatan Sumpiuh?
2. Pemecahan
Masalah
a. Menyediakan
media pembelajaran yang menarik untuk anak.
b. Memberikan
reward kepada siswa agar lebih termotifasi.
c. Memberikan
penjelasan yang jelas kepada siswa.
C. Tujuan
1. Tujuan
umum
Mendeskripsikan
mengenai penerapan peningkatan kemampuan berhitung permulaan dan bahasa siswa
kelompok B RA Miftahul Jannah Kuntili Kecamatan Sumpiuh.
2. Tujuan
khusus
MeningkaRAan
kemampuan berhitung permulaan dan bahasa anak, mengembangkan keterampilan
berbicara dan mengenalkan angka pada siswa.
D. Manfaat
1. Bagi
pendidik
a. Memperbaiki
pembelajaran di kelas.
b. Meningkatkan
profesionalisme.
c. Meningkatkan
kepercayaan diri.
d. Memberikan
peluang untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan kemampuan diri
sendiri.
2. Bagi
peserta didik
a. Meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan dan bahasa siswa.
b. Mengembangkan
keterampilan siswa.
c. Mengenalkan
angka pada siswa.
3. Bagi
orangtua
a. Melatih
anak untuk dapat berhitung permulaan.
b. Menambah
kosakata anak dalam kemampuannya bercerita menggunakan boneka.